A.
Pendahuluan
Abu Muslim Al-Hurasani adalah seorang pemimpin yang paling menonjol
diantara orang-orang yang menjatuhkan kekhalifahan Umawiyah lalu mendirikan
kekhalifahan baru bernama Abbasiyah, dialah yang telah memimpin
tentara Khurasan menuju Iraq untuk merealisasikan tujuan ini hingga sukses.
Akan tetapi kelihatannya suatu ketika kebohongan dan tipu muslihat
memasuki sendi-sendi kekhalifahan ini, yaitu dengan masuknya ketakutan pada
pengikut Abbasiyah yakni akan dirampasnya kekuasaan mereka dan berpindah ke
tangan mmusuh dari keturunan ali Bin Abi Thalib, lalu khalifah Ja’far
Al-Manshur bersegera untuk memberantasnya. Kemudian dia berkhutbah di hadapan manusia tepatnya Al-Mada’in- Parsi
(Iran sekarang) wilayah dekat Bagdad yang berisi tentang janji dan ancaman sebagamana terlihat
dalam teks khutbahnya berikut:
أيها
الناسُ لا تخرجوا عن أنسِ الطاعةِ إلى وحشةِ
المعصيةِ، ولا تُسِرّوا غِشّ الأئِمّة، فإنه لم يُسِرْ أحدٌ منكرةٌ إلا
ظهرت فى آثار يده، أو فلتاتِ لسانه، وأبْداها الله لإمامه لإعزاز دينه وإعلاء حقِّه.
إنا
لن نبخسَكم حقوقكم، ولن نبخسَ الدينَ حقّه عليكم إنه من نازعنا عروة هذا القميص
أجزرناه خبِئ هذا الغمض، وإن أبا مسلمٍ بايعنا، وبيع الناسُ على أنّ من نكث بنا
فقد أباح دمه، ثم نكث بنا، فحكمنا عليه حكمه على غيره لنا، ولم تمنعنا رِعايةُ
الحقّ له، من إقامة الحدّ عليه.
Artinya:
Wahai sekalian manusia, janganlah kamu keluar dari indanya ketaatan
menuju suramnya kemaksiatan, dan janganlah kamu merahasiakan rahasinaya para
khalifah karena sesungguhnya kemungkaran
itu tidak akan pernah dapat disembunyikan kecuali akan terlihat di bekas
tangannya atau kesalahan ucapannya yang tidak diduga-duga (tidak disengaja), Allah sendiri pun akan
memperlihatkan kemaksiatan tersebut kepada khalifahnya dengan tujuan untuk
mengagungkan agama islam dan meninggikan hak-haknya.
Sesungguhnya kami tidak pernah memperlakukan kamu secara tidak adil
(mengurangi hak-hakmu), dan kami tidak pernah mengurangi hak agama terhadap
kamu sekalian, karena sesungguhnya siapa saja yang menghujat kami tentang ikatan
persaudaraan kemeja ini (kekhalifahan) maka kami akan menyembelihnya dengan
yang tidur ini (pedang), dan sesungguhnya Abu Muslim telah memperjual-belikan
kami dan seluruh manusia bahwa siap saja yang melanggra perjanjian dengan kami
maka sesungguhnya darahnya telah boleh ditumpahkan, kemudian dia mengulangi
lagi maka kami akan menghukumnya seperti hukuman orang yang bukan dari golongan
kita, dan kami tidak akan mencegah perlindungan kebenaran untuk melaksanakan
hukuman padanya.
B.
Keterangan
dan analisa
Abu
Ja’far Al-Manshur menyampaikan beberapa hal dalam khutbahnya sebagaiman
berikut:
1.
Peringatan
terhadap orang yang berbuat maksiat
terhadap penguasa, karena mereka mengharamkan
keamanan dan ketenangan yang mereka peroleh ketika ta’at dan patuh pada
penguasa tersebut, dan dia (Abu Ja’far) melarang mereka menutupi kemaksiatan
penguasanya, karena siapa saja yang mencoba merahasiakan rahasia khalifahnya suatu saat akan
terbongkar dan ketahuan di setiap aktifitas yang dia lakukan, atau ucapannya,
di saat seperti ini maka berhaklah dia dihukum dan dia tidak bisa lari dari hal
ini.
2.
Abu
Ja’far menyebutkan bahwa dia tidak akan pernah menzalimi hak mereka terhadapnya
(kewajibannya terhadap mereka), sebagaiman dia tidak pernah menzalimi aga
dengan menganggap enteng dalam melaksanakan hukum-hukumnya terhadap orang yang
melanggar.
3.
Dan
terakhir adalah isi khutbahnya: “sesungguhnya kekhalifahan adalah anugerah
dari Allah ta’ala, jadi, siapa saja yang berusaha untuk menghujat kami maka
hati-hatilah tidak ada balasan baginya
kecuali pedang. Dan dalam
ungkapannya: “sesungguhnya abu Muslim mmendorong manusia untuk
menta’ati penerus Abbasiyah dan membunuh mereka yang mencoba menentang dan
memberontak, lalu kami hanya melaksanakan perintahnya ini, sehingga kami
membunuhnya ketika dia membentuk pasukan pemberontak dan penantang.
ULASAN DAN ANALISIS STILISTIKA
1.
Khutbah
ini merupakan khutbah politik yang kuat disampaikan oleh Khalifah Ja’far
Al-Manshur dengan penuh kemarahan, ketika dia telah membunuh pemimpin besarnya
lalu berdiri di dekat daerah kepemimpinan ini berpidato dengan suara lantang
yang berisi janji, ancaman, supaya penduduknya mentaati dan takut terhadp
ancaman ini.
2.
Dia
tidak lupa memmuaskan manusia dengan alasan yang jelas dan ucapan yang indah.
Ini terlihat dalam ungkapannya sebagai berikut:
a)
Sesungguhnya
menta’ati kahalifah berarti menta’ati Allah, karena khalifahlah yang
melaksanakan hukum-hukum agama dan yang menghukum orang yang tidak melaksanakan hukum tersebut. Dan
ini merupakan isyarat terhadap firman allah SWT: أطيعوا
الله وأطيعوا الرسول و أولى الأمر منكم .
b)
Sesungguhnya
dia tidak pernah menzalimi hak seseorang terhadapnya,