Sabtu, 28 Desember 2013

KHUTBAH ABU JA’FAR AL-MANSHUR Tentang PERINGATAN



A.    Pendahuluan
Abu Muslim Al-Hurasani adalah seorang pemimpin yang paling menonjol diantara orang-orang yang menjatuhkan kekhalifahan Umawiyah lalu mendirikan kekhalifahan  baru  bernama Abbasiyah, dialah yang telah memimpin tentara Khurasan menuju Iraq untuk merealisasikan tujuan ini hingga sukses.
Akan tetapi kelihatannya suatu ketika kebohongan dan tipu muslihat memasuki sendi-sendi kekhalifahan ini, yaitu dengan masuknya ketakutan pada pengikut Abbasiyah yakni akan dirampasnya kekuasaan mereka dan berpindah ke tangan mmusuh dari keturunan ali Bin Abi Thalib, lalu khalifah Ja’far Al-Manshur bersegera untuk memberantasnya. Kemudian dia berkhutbah di  hadapan manusia tepatnya Al-Mada’in- Parsi (Iran sekarang) wilayah dekat Bagdad yang berisi  tentang janji dan ancaman sebagamana terlihat dalam teks khutbahnya berikut:
أيها الناسُ لا تخرجوا عن أنسِ الطاعةِ إلى وحشةِ  المعصيةِ، ولا تُسِرّوا غِشّ الأئِمّة، فإنه لم يُسِرْ أحدٌ منكرةٌ إلا ظهرت فى آثار يده، أو فلتاتِ لسانه، وأبْداها الله لإمامه لإعزاز دينه وإعلاء حقِّه.
إنا لن نبخسَكم حقوقكم، ولن نبخسَ الدينَ حقّه عليكم إنه من نازعنا عروة هذا القميص أجزرناه خبِئ هذا الغمض، وإن أبا مسلمٍ بايعنا، وبيع الناسُ على أنّ من نكث بنا فقد أباح دمه، ثم نكث بنا، فحكمنا عليه حكمه على غيره لنا، ولم تمنعنا رِعايةُ الحقّ له، من إقامة الحدّ عليه.
Artinya:
Wahai sekalian manusia, janganlah kamu keluar dari indanya ketaatan menuju suramnya kemaksiatan, dan janganlah kamu merahasiakan rahasinaya para khalifah karena sesungguhnya kemungkaran  itu tidak akan pernah dapat disembunyikan kecuali akan terlihat di bekas tangannya atau kesalahan ucapannya yang tidak diduga-duga (tidak  disengaja), Allah sendiri pun akan memperlihatkan kemaksiatan tersebut kepada khalifahnya dengan tujuan untuk mengagungkan agama islam dan meninggikan hak-haknya.
Sesungguhnya kami tidak pernah memperlakukan kamu secara tidak adil (mengurangi hak-hakmu), dan kami tidak pernah mengurangi hak agama terhadap kamu sekalian, karena sesungguhnya siapa saja yang menghujat kami tentang ikatan persaudaraan kemeja ini (kekhalifahan) maka kami akan menyembelihnya dengan yang tidur ini (pedang), dan sesungguhnya Abu Muslim telah memperjual-belikan kami dan seluruh manusia bahwa siap saja yang melanggra perjanjian dengan kami maka sesungguhnya darahnya telah boleh ditumpahkan, kemudian dia mengulangi lagi maka kami akan menghukumnya seperti hukuman orang yang bukan dari golongan kita, dan kami tidak akan mencegah perlindungan kebenaran untuk melaksanakan hukuman padanya.

B.     Keterangan dan analisa
Abu Ja’far Al-Manshur menyampaikan beberapa hal dalam khutbahnya sebagaiman berikut:
1.      Peringatan terhadap orang  yang berbuat maksiat terhadap penguasa, karena mereka mengharamkan  keamanan dan ketenangan yang mereka peroleh ketika ta’at dan patuh pada penguasa tersebut, dan dia (Abu Ja’far) melarang mereka menutupi kemaksiatan penguasanya, karena siapa saja yang mencoba merahasiakan  rahasia khalifahnya suatu saat akan terbongkar dan ketahuan di setiap aktifitas yang dia lakukan, atau ucapannya, di saat seperti ini maka berhaklah dia dihukum dan dia tidak bisa lari dari hal ini.
2.      Abu Ja’far menyebutkan bahwa dia tidak akan pernah menzalimi hak mereka terhadapnya (kewajibannya terhadap mereka), sebagaiman dia tidak pernah menzalimi aga dengan menganggap enteng dalam melaksanakan hukum-hukumnya terhadap orang yang melanggar.
3.      Dan terakhir adalah isi khutbahnya: “sesungguhnya kekhalifahan adalah anugerah dari Allah ta’ala, jadi, siapa saja yang berusaha untuk menghujat kami maka hati-hatilah  tidak ada balasan baginya kecuali pedang. Dan dalam  ungkapannya: “sesungguhnya abu Muslim mmendorong manusia untuk menta’ati penerus Abbasiyah dan membunuh mereka yang mencoba menentang dan memberontak, lalu kami hanya melaksanakan perintahnya ini, sehingga kami membunuhnya ketika dia membentuk pasukan pemberontak dan penantang.

ULASAN DAN ANALISIS STILISTIKA
1.      Khutbah ini merupakan khutbah politik yang kuat disampaikan oleh Khalifah Ja’far Al-Manshur dengan penuh kemarahan, ketika dia telah membunuh pemimpin besarnya lalu berdiri di dekat daerah kepemimpinan ini berpidato dengan suara lantang yang berisi janji, ancaman, supaya penduduknya mentaati dan takut terhadp ancaman ini.
2.      Dia tidak lupa memmuaskan manusia dengan alasan yang jelas dan ucapan yang indah. Ini terlihat dalam ungkapannya sebagai berikut:
a)      Sesungguhnya menta’ati kahalifah berarti menta’ati Allah, karena khalifahlah yang melaksanakan hukum-hukum agama dan yang menghukum orang  yang tidak melaksanakan hukum tersebut. Dan ini merupakan isyarat terhadap firman allah SWT: أطيعوا الله وأطيعوا الرسول و أولى الأمر  منكم .
b)      Sesungguhnya dia tidak pernah menzalimi hak seseorang terhadapnya,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar