PENDAHULUAN
Pada pembahasan sebelumnya telah
diuraikan bagaimana hubungan antara bahasa budaya dan fikiran dalam kajan
sosiolinguistik, di sana kita temukan statement bahwa bahasa dan budaya seta
fikiran memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan, khusunya lagi antar
bahasa dan budaya para pakar linguitik mengatakan bahasa itu berdiri senndiri
dan setara dengan budaya dengan alasan bahwa budaya tidak akan lahir tanpa
adanya bahsa, sebaliknya pakar antropologi menyatakan bahwa bahasa adalah
bagian dari budaya, mereka melihat fenomena bahwa bahasa merupakan alat untuk
memajukan budaya sehingga muncul istilah
dikalangan mereka bahwa untuk melihat tingginya kebudayaan suatu social
lihatlah bahasanya.
Adapun makalah ini penulis akan
mencoba memaparkan lebih jauh lagi bagaimana pula ucapan (bahasa) itu merupakan
bagian dari interaksi sosial, apa fungsi dari bahasa sehingga dia menjadi alat
yang paling penting dalam interaksi manusia. Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua, amiin..
A.
Tabiat Sosial untuk Berbicara
Seblum kita
masuk kepada bahasan bagaimana bahasa itu merupakan bagian dari interksi social,alangkah baiknya terlebih dahulu kita mengenal apa itu
ucapan (kalaam), social (Ijtimaa’i) dan bedanya dengan Individu (fardiyyu).
Karena memang kita tidak dapat memisahkan antara bahasa dan social, sebab
mmanusia mempelajari bahasa dari orang lain, bukan pandai secara sendirian
saja. Meskipun sebenarnya Ferdinan De Saussure sendiri menyatakan bahawa ucapan
adalah permasalahan individual semata, dengan lasan karena setiap individu
berpegang kepada kebutuhan berbicara (will of
the speaker), namun sebaliknya
ada yang mengatakan bahwa bahasa adalah permasalahan social semata, dengan
alasan karena saling menyesuaikan dan menyempurnakan antara seluruh personal dalam kumpulan
ungkapan.
Ucapan dalam
kajian sosiolinnguisti adalah kumpulan kesatuan bahasa, baik itu panjang maupun
pendek, dan digunakan untuk mennunjukkan
hal-hal tertentu dan untuk menunjukkan makna tertentu dari hal tersebut. Ungkapan di sini
adalah bukan hanya sekedar yang terucap saja, akan tetapi mencakup seluruh yang terucap dan yang tertulis.
Ucapan
menjadikan kita dapat berinteraksisatu sama lainnya dalam berbagai hal, dan itu
tidak akan pernah terjadi sekiranya tidak ada ucapan. Karena berinteraksi itu
adalah kegiatan social, maka dapat dikatakan bahwa ucapan adalah juga kegiatan
social. Disamping hal itu batasan social (social constraints) adalah suatu hal
yang mesti ada dalam sebuah ungkapan, sesuai dengn batasan yang wajib bagi
kesatuan bahasa yang ada pada manusia itu sendiri. Batasan ini memiliki
perbedaan antara suatu masyarakt deng masyarakat yang lain. Di Baritonia
misalnya, kita wajib menjawab salam seseorang ketika mengucapkan salam kepada
kita, dan ketika kita berbicara dengan
seseorang kita mesti dapat mengukur pengetahuan lawan bicara tadi dari
sebelumnya, dan ketika kita berpidato terhadap sesorang kita mesti memilih kosa
kata dengan baik sehingga kita bisa membatasi hubungan social dengannya.
Dari penjelasan
di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa yang
terpenting dalam kajian ucapan (kalaam ) yang merupakan bagian
dari interaksi social adalah bantuan
dari pelbagai disiplin ilmu yang lain, seperti Psikologi social, ilmu social,
ilmu antropologi, ethologic, filsafat, ilmu sosiolinguistik dan ilmu
linguistic.
B.
Fungsi Ucapan
1)
Bronislav Malinowski seorang pakar antropologi menyatakan bahwa
bahasa pada awal pennggunannya tercipta karena perputaran lingkaran dalam
rantai bundelan manusia yang serasi dan harmonis, karena dia merupakan bagian dari interaksi
manusia, bahasa juga salah satu perantara perbuatan, dan tidak hanya terhenti
pada alat untuk beinteraksi.
2)
J.L Austin menyatakan bahwa bahasa adalah alat yang digunakan intra
kontekstual ucapan untuk melaksanakan berbagai macam fungsi, ketika kita
berbicara sesungguhnya kita memberikan semacam motifasi (suggestions), janji,
memberikan ajakan (dakwah), mengajukan
permintaan, mengajukan pandangan-pandanga, dan lain-lain. Pastinya adalah
ucapan itu secara zatnya digunakan untuk berbagai hal untuk melksanakan
akktifitas tertentu.
C.
Ucapan Merupakan Bagian Dari Aktifitas Kepandaian (al-‘Amalu
al-Maahiru)
Ucapa dikategorikan kepada bagian dari aktifitas yang diistilahkan
dengan “العمل الماهر” (aktifitas kepandaian), digunakan dengan istilah عمل di sini karena dia menuntut kesungguhan, dan
tinngkatan kepandaian dan kebodohan berpatokan padanya sesuai dengan
kesungguhan penutur. Dan penggunaan kata ماهر di sini karena dia menuntut pengetahuan analisis (know-how), dan
kesuksesan berpatokan padanya sesuai dengan tingkat latihan yang dihasilkan
,oleh individu dan unsure lain adalah tingkat kecerdsan individu. Terkadang
kita merasa bahawa kita tidak mampu untuk
berujar, dan sebgian manusia ada juga yang merasa sangat susah untuk
mendatangkan ucapan yang sesuai dengan situasi dan kondisi (Muqtadha
al-Haali).
Kalau emmang ucapan itu
merupakan bagian dari aktifitas yang membutuhkan kepandaian, bertarti hal itu
membenarkan bahwa mmasih adanya interaksi yang lain selain dari interaksi
secara langsung (face-to-face communication), seperti yang dijelaskan oleh
Argyle dan Kendon bahwa ketika kita memandang kepada konteks individual yang tergabung dalam
interaksi secara langsung, kita akan melihat
bahwa diamerupakan bagian dari pelaksanaan aturan dan kemahiran seperti
halnya kemahiran yang lain, seperti kemahiran mengemudi mobil.ketika sebagian
sopir lebih mahir dari yang lainnya
(sesuai dengan apa yang dihasilkan manusia dalam uji coba mengemudi lalu dia melbihi
yang lainnya), seperti itu juga halnya
dengan manusia, sebagian mereka ada yang lebih mahir dalam berinteraksi di
lingkungan social dibanding yang lain. Namun begitu perlu juga diketahui dua
hal berikut:
Ø Kesuksesan
dalam berujar saling bertolak belakang sesuai fungsi yang dia laksanakan, dan
sesuai dengan sisi lain untuk tidak
bereaksi. Oleh Karena itu sebagian orang ada yang membedakan kemahiran dari
segi pemikiran, akan tetapi merka tidak mahir dalam interaksi yang simpatik.
Ø Cukup
sulit untuk mengkiaskan tingkatan kesuksesan, kecuali sesuai dengan kemapuan
untuk berbicara untuk mengaplikasikan apa yang dia inginkan.
Pertanyaan yang muncul sekarang adalah bagaimana pula dengan
batasan ucapan itu merupakan aktifitas
social ? sebagai jawaban adalah kita barangkala telah belajar kaidah-kaidah
kemahiran menggunakan ucapan dari sisi lain dengan cara yang sama ketika kita belajar kesatuan bahasa. Kita
misalnya belajar cara untuk dapat mengingat ketika menyaksikan seuatu dan
mendnegarnya,disaat belajar cara menyususn kata isim dan kata benda dalam
menyusun kalimatitu kita melakukan sebuah aktifitas sesuai dengan apa yang kita
dengar dari yang orang lain tersebut.
Sisi social lain dari ucapan itu adalah dia berhubungan dengan perbuatan yang lebih
banyak dibanding dengan berhubungan dengan kemahiran, lebih khusus lagi bahwa
usaha yang dilakukan oleh manusia dalam berbicara berpegang kepada motivasi
yang datang padanya, dan dia memunculkan hubungan individu dengan masyarakat
yang lain. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa perkataan dan hubungan
social secara umum keduanya merupakan bagian dari aktifitas kemahiran,
Bahwa
setiap individu dan masyarakat membutuhkan bahasa yang mana natinya akan
menjadi sebuah alat bagi mereka dalam berinteraksi antar sesamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar