Sabtu, 28 Desember 2013

BAHASA MERUPAKAN BAGIAN DARI INTERAKSI SOSIAL



PENDAHULUAN
Pada pembahasan sebelumnya telah diuraikan bagaimana hubungan antara bahasa budaya dan fikiran dalam kajan sosiolinguistik, di sana kita temukan statement bahwa bahasa dan budaya seta fikiran memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan, khusunya lagi antar bahasa dan budaya para pakar linguitik mengatakan bahasa itu berdiri senndiri dan setara dengan budaya dengan alasan bahwa budaya tidak akan lahir tanpa adanya bahsa, sebaliknya pakar antropologi menyatakan bahwa bahasa adalah bagian dari budaya, mereka melihat fenomena bahwa bahasa merupakan alat untuk memajukan budaya sehingga  muncul istilah dikalangan mereka bahwa untuk melihat tingginya kebudayaan suatu social lihatlah bahasanya.
Adapun makalah ini penulis akan mencoba memaparkan lebih jauh lagi bagaimana pula ucapan (bahasa) itu merupakan bagian dari interaksi sosial, apa fungsi dari bahasa sehingga dia menjadi alat yang paling penting dalam interaksi manusia. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua, amiin..

A.     Tabiat Sosial untuk Berbicara
Seblum kita masuk kepada bahasan bagaimana bahasa itu merupakan bagian  dari interksi social,alangkah  baiknya terlebih dahulu kita mengenal apa itu ucapan (kalaam), social (Ijtimaa’i) dan bedanya dengan Individu (fardiyyu). Karena memang kita tidak dapat memisahkan antara bahasa dan social, sebab mmanusia mempelajari bahasa dari orang lain, bukan pandai secara sendirian saja. Meskipun sebenarnya Ferdinan De Saussure sendiri menyatakan bahawa ucapan adalah permasalahan individual semata, dengan lasan karena setiap individu berpegang kepada kebutuhan berbicara (will of  the speaker),  namun sebaliknya ada yang mengatakan bahwa bahasa adalah permasalahan social semata, dengan alasan karena saling menyesuaikan dan menyempurnakan  antara seluruh personal dalam kumpulan ungkapan.
Ucapan dalam kajian sosiolinnguisti adalah kumpulan kesatuan bahasa, baik itu panjang maupun pendek, dan digunakan untuk mennunjukkan  hal-hal  tertentu dan untuk  menunjukkan makna  tertentu dari hal tersebut. Ungkapan di sini adalah bukan hanya sekedar yang terucap saja, akan tetapi mencakup seluruh  yang terucap dan  yang tertulis.
Ucapan menjadikan kita dapat berinteraksisatu sama lainnya dalam berbagai hal, dan itu tidak akan pernah terjadi sekiranya tidak ada ucapan. Karena berinteraksi itu adalah kegiatan social, maka dapat dikatakan bahwa ucapan adalah juga kegiatan social. Disamping hal itu batasan social (social constraints) adalah suatu hal yang mesti ada dalam sebuah ungkapan, sesuai dengn batasan yang wajib bagi kesatuan bahasa yang ada pada manusia itu sendiri. Batasan ini memiliki perbedaan antara suatu masyarakt deng masyarakat yang lain. Di Baritonia misalnya, kita wajib menjawab salam seseorang ketika mengucapkan salam kepada kita, dan ketika kita  berbicara dengan seseorang kita mesti dapat mengukur pengetahuan lawan bicara tadi dari sebelumnya, dan ketika kita berpidato terhadap sesorang kita mesti memilih kosa kata dengan baik sehingga kita bisa membatasi hubungan social dengannya.
Dari penjelasan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa yang  terpenting dalam kajian ucapan (kalaam ) yang merupakan bagian dari interaksi social  adalah bantuan dari pelbagai disiplin ilmu yang lain, seperti Psikologi social, ilmu social, ilmu antropologi, ethologic, filsafat, ilmu sosiolinguistik dan ilmu linguistic.

B.     Fungsi Ucapan
1)      Bronislav Malinowski seorang pakar antropologi menyatakan bahwa bahasa pada awal pennggunannya tercipta karena perputaran lingkaran dalam rantai bundelan manusia yang serasi dan harmonis,  karena dia merupakan bagian dari interaksi manusia, bahasa juga salah satu perantara perbuatan, dan tidak hanya terhenti pada alat untuk beinteraksi.
2)      J.L Austin menyatakan bahwa bahasa adalah alat yang digunakan intra kontekstual ucapan untuk melaksanakan berbagai macam fungsi, ketika kita berbicara sesungguhnya kita memberikan semacam motifasi (suggestions), janji, memberikan  ajakan (dakwah), mengajukan permintaan, mengajukan pandangan-pandanga, dan lain-lain. Pastinya adalah ucapan itu secara zatnya digunakan untuk berbagai hal untuk melksanakan akktifitas tertentu.

C.     Ucapan Merupakan Bagian Dari Aktifitas Kepandaian (al-‘Amalu al-Maahiru)
Ucapa dikategorikan kepada bagian dari aktifitas yang diistilahkan dengan “العمل الماهر(aktifitas kepandaian), digunakan dengan istilah  عمل di sini karena dia menuntut kesungguhan, dan tinngkatan kepandaian dan kebodohan berpatokan padanya sesuai dengan kesungguhan penutur. Dan penggunaan kata ماهر di sini karena dia  menuntut pengetahuan analisis (know-how), dan kesuksesan berpatokan padanya sesuai dengan tingkat latihan yang dihasilkan ,oleh individu dan unsure lain adalah tingkat kecerdsan individu. Terkadang kita merasa bahawa kita tidak mampu untuk  berujar, dan sebgian manusia ada juga yang merasa sangat susah untuk mendatangkan ucapan yang sesuai dengan situasi dan kondisi (Muqtadha al-Haali).
Kalau  emmang ucapan itu merupakan bagian dari aktifitas yang membutuhkan kepandaian, bertarti hal itu membenarkan bahwa mmasih adanya interaksi yang lain selain dari interaksi secara langsung (face-to-face communication), seperti yang dijelaskan oleh Argyle dan Kendon bahwa ketika kita memandang kepada  konteks individual yang tergabung dalam interaksi secara langsung, kita akan melihat  bahwa diamerupakan bagian dari pelaksanaan aturan dan kemahiran seperti halnya kemahiran yang lain, seperti kemahiran mengemudi mobil.ketika sebagian sopir  lebih mahir dari yang lainnya (sesuai dengan apa yang dihasilkan manusia dalam uji coba mengemudi lalu dia melbihi yang lainnya), seperti itu juga  halnya dengan manusia, sebagian mereka ada yang lebih mahir dalam berinteraksi di lingkungan social dibanding yang lain. Namun begitu perlu juga diketahui dua hal berikut:
Ø  Kesuksesan dalam berujar saling bertolak belakang sesuai fungsi yang dia laksanakan, dan sesuai dengan sisi lain untuk  tidak bereaksi. Oleh Karena itu sebagian orang ada yang membedakan kemahiran dari segi pemikiran, akan tetapi merka tidak mahir dalam interaksi yang simpatik.
Ø  Cukup sulit untuk mengkiaskan tingkatan kesuksesan, kecuali sesuai dengan kemapuan untuk berbicara untuk mengaplikasikan apa yang dia inginkan.
Pertanyaan yang muncul sekarang adalah bagaimana pula dengan batasan ucapan itu merupakan  aktifitas social ? sebagai jawaban adalah kita barangkala telah belajar kaidah-kaidah kemahiran menggunakan ucapan dari sisi lain dengan cara yang sama  ketika kita belajar kesatuan bahasa. Kita misalnya belajar cara untuk dapat mengingat ketika menyaksikan seuatu dan mendnegarnya,disaat belajar cara menyususn kata isim dan kata benda dalam menyusun kalimatitu kita melakukan sebuah aktifitas sesuai dengan apa yang kita dengar dari yang orang lain tersebut.
Sisi social lain dari ucapan itu adalah dia  berhubungan dengan perbuatan yang lebih banyak dibanding dengan berhubungan dengan kemahiran, lebih khusus lagi bahwa usaha yang dilakukan oleh manusia dalam berbicara berpegang kepada motivasi yang datang padanya, dan dia memunculkan hubungan individu dengan masyarakat yang lain. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa perkataan dan hubungan social secara umum keduanya merupakan bagian dari aktifitas kemahiran,




                                                                       KESIMPULAN
Bahwa setiap individu dan masyarakat membutuhkan bahasa yang mana natinya akan menjadi sebuah alat bagi mereka dalam berinteraksi antar sesamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar